Main Article Content

Abstract

Since the direct election of regional heads (Pilkadasung) has resulted in six major problems. These six big problems gave birth to the discourse of eliminating the Pilkadasung in Indonesia, and replacing it with a new system that is still within the corridors of democracy. The formulation of the problem in this paper are: (1) what arguments can be given in order to strengthen the discourse on the abolition of the Pilkadasung?, and (2) the proposed model that can be given as a substitute for the abolition of the Pilkadasung?. This paper is a conceptual study. Based on state administration practices that occur in the Special Region of Yogyakarta, where the election of regional heads uses the determination method, where Sri Sultan Hamengkubuwono and Sri Paku Alam are appointed by the President as Governor and Deputy Governor (DIY). As well as. practice of state administration in the Special Capital Region of Jakarta, where the Mayor is appointed by the Governor. Then, based on the theory from Manor and Crook. Strengthening the argument that the Pilkadasung is not the only way that is the most democratic, so alternative models can be used with other systems. In an effort to eliminate the six major problems of the Pilkadasung, the proposed model proposed in this paper is a hierarchy-based regional head election. The Governor is appointed by the President, and the Mayor/Regent is appointed by the Governor. The appointment process uses the following mechanisms: (1) an open position auction, (2) a public hearing, and (3) a fit and proper test at the Provincial DPRD for the Governor and at the City/Regency DPRD for the Mayor and/Regent. This mechanism is implemented gradually and transparently.

Keywords

Hierarchy Direct Pilkada Democracy Model

Article Details

Author Biographies

Taufik Hidayat, Badan Riset dan Inovasi Nasional

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Lia Fitrianingrum, Badan Riset dan Inovasi Nasional

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

How to Cite
Hidayat, T., & Fitrianingrum, L. (2022). ELECTION OF REGIONAL HEAD BASED ON HIERARCHY: STRENGTHENING ARGUMENTATION OF THE DISCUSSION OF ABOLISHING DIRECT ELECTIONS IN INDONESIA AND PROPOSED MODELS: PEMILIHAN KEPALA DAERAH BERBASIS HIRARKI: PENGUATAN ARGUMENTASI WACANA PENGHAPUSAN PILKADA LANGSUNG DI INDONESIA DAN USULAN MODEL. Constitutional Law Society, 1(2), 140–152. https://doi.org/10.36448/cls.v1i2.27

References

  1. Aziz, N. L. L. (2016). Politik Anggaran Dalam Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Indonesia. Jurnal Masyarakat Indonesia, 42(1), 51–64. Retrieved from http://jmi.ipsk.lipi.go.id/index.php/jmiipsk/article/view/359
  2. Charles Simabura, 2019, dalam https://www.hukumonline.com/klinik/a/alasan-walikota-dki-jakarta-tidak-dipilih-secara-langsung-lt5cd5441ad8b65
  3. Cholid Mahmud, Diskusi Terbatas Sinkronisasi dan konsistensi Pelaksanaan RPJMN dan RPJPN 2005-2025, DPD Daerah Istimewa Yogyakarta, 2018.
  4. Dalam Anugerah E Yugiantoro, Lelang Jabatan: Penerapan Good Governance dalam Birokrasi, Makalah Tidak Diterbitkan, tanpa tahun, p.1.
  5. Hayati, M., & Noor, R. S. (2020). Korelasi PILKADA Langsung dan Korupsi di Indonesia. MORALITY : Jurnal Ilmu Hukum, 6(2), 102. https://doi.org/10.52947/morality.v6i2.174
  6. https://antikorupsi.org/id/article/korupsi-kepala-daerah-0
  7. http://harnas.co/2019/12/16/waspadai-polarisasi-pilkada
  8. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210324200722-32-621728/soroti-polarisasi-zulhas-sindir-demokrasi-culas-pilkada-2017
  9. https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-profesi-jabatan
  10. Engkus Kuswara, Pemilihan Kepala Daerah Dalam Perspektif Hukum Tata Negara-Tinjauan Atas Pengisian Jabatan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Universitas Indonesia, 2012, p.10.
  11. Fajria Anindya Utami, https://wartaekonomi.co.id/read340595/apa-itu-lelang-jabatan, 2021.
  12. Glidheo Algifaryano, dalam https://www.liputan6.com/bisnis/read/4134744/mahalnya-pilkada-langsung-hingga-habiskan-uang-rp-100-miliar
  13. Kahfi Adlan Azis, 2021, dalam https://rumahpemilu.org/korupsi-kepala-daerah-dan-tingginya-biaya-politik/
  14. Karyono. (2016). Korelasi Sistem Pilkada Langsung Dengan Perilaku Korupsi Kepala Daerah. Harmony, 1(1), 30–44.
  15. Loilatu, M. J. (2011). RESOLUSI KONFLIK PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) KABUPATEN BURU SELATAN TAHUN 2015. Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1689–1699.
  16. Nurhasim, Moch. (2010). Konflik dalam Pilkada Langsung: Studi tentang Penyebab dan Dampak Konflik. Jurnal Penelitian Politik LIPI: Peluang Indonesia Dalam Perdagangan Bebas, 7(2), 105–117.
  17. Nurul Ghufron, Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi Kepala Daerah Se-Sumatera Barat, Padang, 2021.
  18. Purwo Susanto, 2018, Diskusi Terbatas Sinkronisasi dan konsistensi Pelaksanaan RPJMN dan RPJPN 2005-2025, DPD Daerah Istimewa Yogyakarta.
  19. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Laporan penelitian , 2016, p.15.
  20. Robert Endi Jaweng, Seminar Memperkuat Perekonomian Domestik Melalui Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pusat dan Daerah, 2012, Bappenas
  21. Romli, L. (2018). Pilkada Langsung, Calon Tunggal, dan Masa Depan Demokrasi Lokal. Jurnal Penelitian Politik, 15(2), 143. https://doi.org/10.14203/jpp.v15i2.757
  22. Ryaas Rasyid, 2011, dalam https://nasional.kompas.com/read/2011/08/24/14261156/Tiga.Dampak.Negatif.Pilkada.Langsung
  23. Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia Tahun 2021, Peluang Untuk Suskses Ada, Jangan Kita Sia-Siakan, 2021, dalam https://www.demokrat.or.id/indonesia-tahun-2021-peluang-untuk-sukses-ada-jangan-kita-sia-siakan/
  24. Tavip Agus Rayanto, Diskusi Terbatas Sinkronisasi dan konsistensi Pelaksanaan RPJMN dan RPJPN 2005-2025, DPD Daerah Istimewa Yogyakarta, 2018.
  25. Tito Karnavia, 2019, dalam https://nasional.kompas.com/read/2019/11/13/10205041/usul-tito-soal-evaluasi-pilkada-langsung-dan-jawaban-jokowi?page=all
  26. Unaradjan, D. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Universitas Atma Jaya (p. 302).
  27. Wawan, S., Yudhitiya, D. S., & Caecia, G. (2015). Tinjauan Yuridis Perbandingan Sistem Pilkada Langsung dan Tidak Langsung Berdasarkan Demokrasi Pancasila. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 17(2), 300–310.
  28. Wicaksono, A. (2019). Gubernur DKI Jakarta Dipilih Presiden: Sebuah Wacana yang Patut Dipertimbangkan. Jurnal PolGov, 1(1), 35. https://doi.org/10.22146/polgov.v1i1.48286
  29. Widodo, I. G. (2011). SISTEM PENETAPAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM SISTEM PEMILIHAN KEPALA DAERAH BERDASARKAN PASAL 18 AYAT (4) UUD 1945. Jurnal Dinamika Hukum, 11(2). https://doi.org/10.20884/1.jdh.2011.11.2.190